Al-qur’an
merupakan sebuah pegangan umatIslamserta sebagai pedoman dan juga obat
sekaligus petunjuk dalam kehidupan, maka sudah seharusnya kita jadikan
ayat-ayat yang ada di dalamnya menjadi pendorong seseorang untuk memotivasi
diri ketika menghadapi keputusasaan
diantara ayat-ayat motivasi tersebut adalah sebagai berikut:
a.
surah Al-Ankabut (29): 2 tentang menghadapi kesulitan
Artinya: “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja)
mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?”
Ayat tersebut
berisi “tentang keimanan” atau keyakinan (baca: keimanan) adalah modal yang
sangat besar yang harus dimiliki untuk bisa hidup sukses di dunia dan akhirat.
Jika yakin bisa menjadi orang yang berhasil maka lanjutkanlah dan jangan tidak
boleh berhenti sebelum mencapai puncak kesuksesan.Namun, untuk mencapai tujuan
itu tidak semudah membalikan telapak tangan.Serta tantagan dan kesulitan bukan
untuk ditakuti atau dihindari, tapi harus dihadapi.[1]
b.
Surah Huud (11): 112 tentang tekad dan juga
menjaga komitmen diri
Artinya: “Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana
diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan
janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha melihat apa yang kamu kerjakan.”
Ayat ini
mengisahkan tentang peperangan yang paling berat dan mengaharukan dalam sejaran
Islam adalah ketika pasukan kaum muslimin mengepung persia yang berlindung di
dalam benteng kota Tustar yang meupakan salah satu benteng terkokoh dan tersulit
yang pernah ditaklukkan.Dari sepenggal kisah tersebut dapat kita ambil sebuah
hikmah yaitu bahwa tekad yang
kuat merupakan salah satu keunikan jiwa manusia yang bisa mengubah sesuatu yang
tidak mungkin menjadi mungkin, namun tekad saja tidak cukup harus ada keyakinan
dan percaya diri.[2]
c.
surah Luman (31): 12 tentang mensyukuri
nikmat dan juga hasil dari usaha
Artinya: “Dan Sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman,
Yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. dan Barangsiapa yang bersyukur (kepada
Allah), Maka Sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan Barangsiapa
yang tidak bersyukur, Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji".
Ayat tersebut
menjelaskan bahwa tidak satu pun dalam kehidupan seorang mukmin yang tidak
mengandung kabaikan bagi dirinya.Dalam sebuah Hadits
disebutkan, “sungguh luar biasa seorang mkmin itu.Seluruh perkara dalam
hidupnya bernilai positif. Apabila ia mendapatkan kemudahan, maka ia bersyukur
itu baik baginya, apabila ia ditimpa kesulitan, ia bersabar.
d.
Surah Ibrahim (14): 51 tentang mengambil sebuah resiko pilihan
Artinya: “Agar Allah memberi
pembalasan kepada tiap-tiap orang terhadap apa yang ia usahakan. Sesungguhnya
Allah Maha cepat hisab-Nya.”
Mungkin
tergambar di benak sebagian individu bahwa setiap
resiko adalah sesuatu yang buruk, berat untuk ditanggung, dan sulit untuk
dihindar.Padahal resiko tantangan yang mendidik dan akan memberi banyak
pelajaran, sehingga pikiran terlatih untuk mencari solusi.[3]
e.
Surah Fushilat (41): 30 mengajarkan tentang
konsisten pada prinsip
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan
Kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, Maka
Malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut
dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah
dijanjikan Allah kepadamu".
Dalam bahasa
Arab, konsisten disebut “istiqomah”, bentuk past tense-nya (Fi’il
Maadhi) adalah istaqaama artinya meluruskan.Konsisten inilah
karakter utama dari seorang yang memiliki prinsip.[4]
f.
Surah Al-An’am (6): 116 tentang motivasi yang ditimbulkan dari
penampilan diri
Artinya: “Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di
muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. mereka tidak
lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah
berdusta (terhadap Allah”).
Ayat ini
menjelaskan jika kita menginginkan Allah ridha terhadap segala perilaku manusia.Untuk itulah, jika ingin meraih ridha Allah perlu melakukan taktik
“differentiating” (pembedaan). Dari antara hamba-hamba Allah yang mengharap
ridha-Nya, harus bisa tampil beda di hadapan Allah sebagai hamba yang beriman,
berilmu dan mewujudkan perilaku serta kebiasaan yang berdasarkan pada
nilai-nilai Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW.[5]
g.
Surah Thaaha (20): 68 tentang mengatasi
keresahan dan menghadapi kenyataan
Artinya: “Kami berkata: "Janganlah kamu takut, Sesungguhnya
kamulah yang paling unggul (menang)”.
Ayat ini
menjelaskn perasaan Nabi Musa yang tidak menentu saat akan mengahadapi para
tukang sihir Fir’aun. Hatnya sempat ciut melihat banyak orang yang melihatnya,
serta aksi para tukang sihir itu mengetahui perasaan itu Allah membisikan wahyu
pada telinganya yang artinya,Kami berkata: "Janganlah kamu takut,
Sesungguhnya kamulah yang paling unggul (menang).
Itulah sugsti
dari Allah untuk membangkitkan rasa percaya diri Nabi Musa as.Maka dari itu
dipertegas kembali oleh Allah dalam firmanya surah az-Zumar ayat 22 supaya manusia
terhindar dari keresahan atau putus asa.[6]
h.
Surah az-Zumar (39): 22 menjadikan Allah sebagai teman sejati dalam
setiap kondisi.
Artinya:“Maka
Apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam
lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)?
Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk
mengingat Allah.mereka itu dalam kesesatan yang nyata”.[7]
Ayat tersebut
menjelaskan jika seseorang selalu menyertakan allah dalam setiap langkah
kehidupannya maka Allah akan melindungi dari segala bentuk bahaya yang
menimpanya.
i.
Surah Huud (11): 23 tentang bertawakal
dalam melakukan usaha. Agar manusia terhindar dari keresahan dan juga putus
asa.
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan
amal-amal saleh dan merendahkan diri kepada Tuhan mereka, mereka itu adalah
penghuni-penghuni syurga; mereka kekal di dalamnya”.
Tawakkal adalah
langkah terakhir dari serangkaian rentetan usaha yang dilakukan oleh seorang
mukmin dalam bekerja untuk di dunia maupun akhiratnya.merupakan kondisi hati
yang mengharapkan hasil terbaik dari apa yang diusahakan, sekaligus kesiapan
untuk menerima hasil yag terburuk. Karena tawakkal adalah langkah terakhir,
maka harus didahului oleh adanya usaha. Orang yang bertawakkal kepada Allah
setelah melakukan suatu usaha, akan menyadari bahwa apa yang telah menjadi
ketentuan Allah akan tetap terjadi walau tidak diharapkan. Karena orang yang
bertawakal yakin bahwa apa yang menimpa dirinya baik atau buruk adalah sesuatu
yang terbaik dan mengandung hikmah.[8]
j.
Surah az-Zumar (39): 45 tentang pentingnya
menjaga hati dengan zikir
Artinya: “Dan apabila hanya nama Allah saja disebut, kesallah hati
orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat; dan apabila nama
sembahan-sembahan selain Allah yang disebut, tiba-tiba mereka bergirang hati”.
Peran hati
dalam kehidupan manusia sangatlah penting karena hati adalah sumber terdahsyat
sekaligus menjadi poros dan titik pusat kepribadian yang dikelilingi olehs
seluruh aspek perilaku dan cara berfikir. Hati yang sehat akan memancarkan cahaya
dan energi positif pada setiap perilaku, tutur kata, dan cara berfikir
pemiliknya.[9]
k.
Surah Al-Baqorah (2): 45 tentang bersabar dan sholat sebagai
penolong
Artinya: “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan
Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang
khusyu”.
Jika dianalisis
dari sisi kata yang dipakai dalam perintah untuk meminta pertolongan kepada
sabar dan sholat itu. Allah Swt, memakai kata “ista’inu” yang merupakan
kata perintah (Fi’il Amr), yang memiliki akar kata yang sama dengan kata
“nasta’inu” yang terdapat pada surah Al-Fatihah ayat ke-5, Iyyaka
na’budu wa iyyaka nasta’in (hanya kepada-Mu kami beribadah dan hanya
kepada-Mu kami meminta pertolongan). Kesamaan kata yang diapakai itu menunjukan
kesamaan urgensitas (penting) antara meminta pertolongan pada sabar dan sholat,
dan memohon pertolongan kepada Allah Swt. Jadi sudahlah jelas bahwa Allah akan
memberikan pertolongan pada hambanya yang beriman.[10] Dengan memfokuskan pada dua ayat yang dikaji
yaitu surah Yusuf ayat 87 dan Surah Ali-Imran ayat 139.
[1]Hudzaifah Ismail, Tadabur ayat-ayat motivasi, (Jakarta: PT Elex
Media Komputindo, 2010), hlm. 54.
[7]Ibid,
hlm. 190.
0 Response to "Ayat-ayat Al-Quran Tentang motivasi"
Posting Komentar