Makalah Proses Masuknya Budaya-budaya Asing



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG
Pada makalah ini akan dijelaskan proses perubahan sosial-budaya bagian kedua karena sebelumnya telah dibahas perubahan sosial bagian pertama dimana dijelaskan didalamnya mengenai proses belajar kebudayaan sendiri, proses perkembangan kebudayaan/evolusi kebudayaan serta proses penyebarannya.
Sedangkan pada makalah ini akan menitik beratkan menjelaskan masalah tentang proses masuknya budaya-budaya asing yang dimana proses masuknya tersebut meliputi dua proses yakni proses akulturasi serta proses asimilasi.
Selain itu juga pada makalah ini akan menjelaskan proses pembaharuan/inovasi yang dimana pembaharuan-pembaharuan tersebut membawa perubahan kebudayaan, namun pembaharuan-pembaharuan ini lebih condong membawa dampak pada bidang teknologi dan ekonomi.

1.2  RUMUSAN MASALAH
Berkenaan dengan masalah diatas maka penulis merumuskan beberapa pertanyaan yang akan di bahas oleh penulis dalam makalah ini, yaitu sebagai berikut :
1.      Apa pengertian akulturasi  ?
2.      Apa pengertian asilmilasi ?
3.      Seperti apa proses pembaharuan (inovasi)?

1.3  TUJUAN PEMBAHASAN
1.      Untuk mengetahui apa pengertian akulturasi.
2.      Untuk mengetahui apa pengertian asilmilasi.
3.      Untuk mengetahui seperti apa proses pembaharuan (inovasi).


BAB II
PEMBAHASAN
A.     AKULTURASI
1.      Pengertian Akulturasi
a.       Koentjaraningrat (1996:155)
Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing dengan sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri.

b.      Garbarino
"Acculturation (is) the process of culture change as a result of long term, face to face contact between two societies" (Garbarino, 1983).
“Akulturasi (adalah) proses perubahan budaya sebagai akibat jangka panjang, tatap muka kontak antara dua masyarakat "(Garbarino, 1983).

c.       Robert E.Park dan Ernest W.Burgess (1921:735)
Comprehends those phenomena which result when groups of individuals having different culture comes into continous first hand contact, with subsequent changes in the original cultural patterns of either or both groups".
“Memahami fenomena yang terjadi ketika kelompok individu yang memiliki budaya yang berbeda datang ke dalam kelompok lain, dengan perubahan berikutnya dalam pola-pola budaya asli dari salah satu atau kedua kelompok ".

d.         Arnold M.Rose (1957:557-558)
     The adoption by a person or group of the culture of another social group."
"Adopsi oleh orang atau kelompok dari kelompok social budaya lain "



Jadi pada intinya pengertian akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri. Atau bisa juga di definisikan sebagai perpaduan antara kebudayaan yang berbeda yang berlangsung dengan damai dan serasi.

Contohnya akulturasi yang terjadi pada masyarakat transmigrasi seperti di Lampung Selatan. Di sana terjadi akulturasi antara kebudayaan suku-suku pendatang yang berasal dari pulau jawa dengan kebudayaan asli setempat yang mengandung perbedaan sekaligus persamaan antar keduanya. Yang mengalami perubahan biasanya adalah unsur yang tidak penting dari masing-masing kebudayaan tersebut. Hal itu disebabkan karena dua kedua kebudayaan tersebut sama kuatnya. Sehingga masing-masing kepribadian kebudayaan tidak mengalami perubahan.

Pada beberapa penjelasan di buku-buku pelajaran Sosiologi, proses akulturasi tersebut dapat digambarkan seperti berikut:




                                +                           =

Gambar 1.
Dua kebudayaan berbeda membentuk sebuah kebudayaan baru dengan tidak menghilangkan ciri masing-masing kebudayaan









Kebudayaan B
Kebudayaan A
 



Kebudayaan AB
                                  

    Gambar 2.
Dua kebudayaan berbeda membentuk sebuah kebudayaan baru dengan tidak menghilangkan ciri masing-masing kebudayaan



Sedangkan beberapa contoh yang sering digunakan untuk menjelaskan proses akulturasi antara lain:
a.       Menara kudus, akulturasi antara Islam (fungsinya sebagai masjid) dengan Hindu (ciri fisik menyerupai bangunan pura pada agama Hindu)
b.      Wayang, akulturasi kebudayaan Jawa (tokoh wayang: Semar, Gareng, Petruk, Bagong) dengan India (ceritanya diambil dari kitab Ramayana dan Mahabharata)

c.       Candi Borobudur, akulturasi antara agama Budha (candi digunakan untuk ibadah umat Budha) dengan masyarakat sekitar daerah Magelang (relief pada dinding candi menggambarkan kehidupan yang terjadi di daerah Magelang dan sekitarnya).

d.      Baju batik di Indonesia, yang digabungkan dengan model baju dari luar negri sehingga menghasilkan baju batik modern, disini budaya batik masih tetap ada namun di inovasikan menjadi batik modern.






2.      Faktor-Faktor yang Menyebabkan Timbulnya Suatu Proses Akulturasi
Faktor Internal (dalam), antara lain:
a.        Bertambah atau berkurangnya penduduk (kelahiran, kematian, migrasi)
Pertambahan penduduk yang sangat cepat menyebabkan terjadinya perubahan struktur dalam masyarakat, terutama lembaga kemasyarakatannya. Berkurangnya penduduk mungkin disebabkna berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau dari daerah ke daerah lainnya (misalnya transmigrasi). 

b.          Pertentangan (konflik) masyarakat
Pertentangan atau konflik merupakan salah satu sebab terjadinya perubahan sosial dan kebudayaan. Pertentangan dapat terjadi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, atau antara kelompok dengan kelompok.

c.        Terjadinya pemberontakan atau revolusi
Adanya revolusi atau pemberontakan dalam suatu negara akan menimbulkan perubahan.

Faktor Ekstern (luar), antara lain:
1.    Lingkungan fisik yang ada di sekitar manusia
Terjadinya bencana alam, seperti gempa bumi, meletusnya gunung berapi, banjir besar, angin topan, dan semacamnya mengakibatkan masyarakat harus meninggalkan tempat tinggalnya dan pindah ke tempat tinggal yang baru. Mereka harus menyesuaikan diri dengan keadaan alam yang baru tersebut.

2.    Peperangan
Peperangan dengan negara lain dapat pula mengakibatkan terjadinya perubahan karena biasanya negara yang menang dalam peperangan akan memaksakan kebijakannya terhadap negara yang kalah.




3.    Pengaruh kebudayaan masyarakat lain
Melalui difusi (penyebaran kebudayaan), akulturasi (pembauran antar budaya yang masih terlihat masing-masing sifat khasnya), asimilasi (pembauran antar budaya yang menghasilkan budaya yang sama sekali baru batas budaya lama tidak tampak lagi) dapat mengakibatkan terjadinya perubahan kebudayaan.

3.      Unsur-unsur penting dalam akulturasi.
Sedikitnya ada 4 hal yang penting untuk diperhatikan untuk dalam menganalisis proses akulturasi :
1)      Unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah diterima:
·         unsur-unsur kebendaan praktis yang mudah diperoleh dan bermanfaat untuk kehidupan seperti busana, makanan, alat tulis,dsb.
·         Unsur-unsur kebendaan yang membawa manfaat besar dan menarik minat masyarakat seperti televisis, dvd player, komputer, internet, dsb.
·         Unsur-unsur yang mudah disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat, seperti mesin penggilingan padi bagi petani.
2)      Unsur-unsur kebudayaan yang sulit diterima:
·         Unsur-unsur yang menyangkut sistem kepercayaan, ideologi, falsafah hidup,dsb.
·         Unsur-unsur yang dipelajari pada tahap pertama dari proses sosialisasi, contohnya makanan pokok suatu masyarakat.
3)      Individu-individu yang cepat menerima unsur-unsur kebudayaan baru umumnya adalah generasi muda. Sebaliknya, generasi tua biasanya akan sukar menerima unsur kebudayaan baru, disebabkan karena norma-norma tradisional sudah mendarah daging dan melembaga (internalizing) sehingga sukar sekali berubah.




4)      Akulturasi dapat menimbulkan ketegangan tertentu pada masyarakat, khususnya pada individu-individu yang sulit beradaptasi dengan unsur-unsur kebudayaan baru, baik karena faktor perbedaan generasi atau karena ada kepentingan lain yang berbeda. Jika individu itu kuat posisinya dalam masyarakat maka proses akulturasi akan tertahan. Namun, bila mereka pada posisi yang lemah maka mereka hanya akan menunjukkan sikap tidak puas.


B.     ASIMILASI
1.      Pengertian asimilasi
Asimilasi (assimilation)
Asimilasi adalah proses sosial yang timbul bila ada golongan-golongan manusia dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda saling bergaul langsung secara intensif dalam waktu yang lama sehingga kebudayaan masing-masing golongan itu berubah sifatnya yang khas dan unsur-unsurnya berubah menjadi unsur-unsur kebudayaan campuran.
Asimilasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses sosial yang ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap dan proses-proses mental dengan memperhatikan kepentingan-kepentingan dan tujuan-tujuan bersama.

Dalam pengertian yang berbeda, khususnya berkaitan dengan interaksi antar kebudayaan, asimilasi diartikan sebagai proses sosial yang timbul bila ada: (1) kelompok-kelompok manusia yang berbeda kebudayaannya, (2) individu-individu sebagai anggota kelompok itu saling bergaul secara langsung dan intensif dalam waktu yang relatif lama, (3) kebudayaan-kebudayaan dari kelompok manusia tersebut masing-masing berubah dan saling menyesuaikan diri. Biasanya golongan-golongan yang dimaksud dalam suatu proses asimilasi adalah suatu golongan mayoritas dan beberapa golongan minoritas.


Dalam hal ini, golongan minoritas merubah sifat khas dari unsur kebudayaannya dan menyesuaikannya dengan kebudayaan golongan mayoritas sedemikian rupa sehingga lambat laun kahilangan kepribadian kebudayaannya, dan masuk ke dalam kebudayaan mayoritas. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perubahan identitas etnik dan kecenderungan asimilasi dapat terjadi jika ada interaksi antarkelompok yang berbeda, dan jika ada kesadaran masing-masing kelompok.
Jika disepakati bersama, maka beberapa contoh gambar yang sering digunakan untuk menjelaskan konsep asimilasi adalah berikut ini:



                                +                           =


Gambar 1.
Pembauran dua unsur sosial yang berbeda akan
menghasilkan suatu unsur yang baru











Kebudayaan A
Kebudayaan B
Kebudayaan C
 





Gambar 2.
Pembauran dua unsur sosial yang berbeda akan
menghasilkan suatu unsur yang baru
















Sedangkan contoh yang sering digunakan untuk menjelaskan proses asimilasi yaitu:
A adalah orang Indonesia yang menyukai tarian Bali. Ia berteman baik dengan B yang merupakan orang Amrerika Latin dan bisa tarian tradisionalnya Amerika Latin (Tango). Karena keduanya terus menerus berinteraksi maka terjadilah percampuran budaya yang menghasilkan budaya baru yang merupakan hasil penyatuan tarian Bali dan Tango, tetapi tarian baru tersebut tidak mirip sama sekali dengan tarian Bali atau Tango.

2.      Faktor-faktor yang memudahkan terjadinya asimilasi
a.       Toleransi antar dua kelompok masyarakat atau lebih yang melakukan kontak kebudayaan.
b.      Kesamaan taraf kemajuan ekonomi antara dua atau lebih kelompok masyarakat yang melakukan kontak kebudayaan, sehingga hubungan terjalin secara demokratis karena bargaining position yang setara.
c.       Saling simpati antar dua atau lebih kelompok masyarakat berlatar kebudayaan berbeda.
d.      Perkawinan campuran antara dua kelompok masyarakat yang berbeda kebudayaannya.
e.       Keterbukaan golongan penguasa terhadap rakyat.
f.       Persamaan unsur-unsur kebudayaan.
g.      Adanya musuh bersama dari luar.

3.      Faktor-faktor yang menghalangi terjadinya asimilasi antara lain :
a.    Kehidupan terisolasi suatu golongan masyarakat tertentu.
b.    Kurangnya pengetahuan tentang kebudayaan asing yang dihadapi.
c.    Perasaan takut terhadap kekuatan kebudayaan asing yang dihadapi.
d.   Perasaan bahwa kebudayaan kelompok tertentu lebih superior daripada kelompk lain.
e.    Perbedaan warna kulit atau ciri-ciri fisik menjadi penghalang terjadinya asimilasi dalam batas tertentu.

f.     Adanya in-group feeling (etnosentris) yang kuat.
g.    Golongan minoritas mengalami gangguan dari kelompok yang berkuasa.
h.    Perbedaan kepentingan dan pertentangan pribadi.

C.    PROSES PEMBAHARUAN
Proses pembaharuan meliputi tiga hal yaitu ”Discovery”,” invention”, dan “innovation”. Ketiga hal tersebut dapat diartikan dapat diartikan dalam bahasa Indonesia “Penemuan”, maksudnya ketiga kata tersebut mengandung arti ditemukannya sesuatu yang baru, baik sebenarnya barangnya itu sendiri sudah ada lama kemudian baru diketahui atau memang benar-benar baru dalam arti sebelumnya tidak ada. Demikian pula mungkin hal yang baru itu diadakan dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu. Inovasi dapat menggunakan diskoveri atau invensi. Berikut tentang kejelasannya.
1.      Discovery
Diskoveri (Discovery) adalah suatu penemuan sesuatu yang sebenarnya benda atau hal yang ditemukan itu sudah ada, tetapi belum diketahui orang. Misalkan ditemukannya benua Amerika oleh Columbus.
2.      Invention
Invensi (Invention) adalah suatu penemuan sesuatu yang benar-benar baru, artinya hasil kreasi manusia. Benda atau hal yang ditemui itu benar-benar sebelumnya belum ada, kemudian diadakan dengan kreasi yang baru. Misalkan ditemukannya teori belajar, teori pendidikan, teknik pembuatan barang dari plastik, mode pakaian dan sebagainya. Tentu muncul ide atau kreativitas berdasarkan hasil pengamatan, pengalaman, dari hal-hal yang sudah ada, tetapi wujud yang ditemukannya benar-benar baru.
3.      Innovation
Inovasi (innovation) ialah suatu ide, barang, kejadian, metode yang dirasakan atau diamati sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat), baik itu berupa hasil invention maupun diskoveri. Inovasi diadakan untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk memecahkan suatu masalah tertentu.

Dari definisi tersebut menyatakan inovasi adalah suatu ide, hal-hal yang praktis, metode, cara, barang-barang buatan manusia, yang diamati atau dirasakan sebagai sesuatu yang baru bagi seseorang atau kelompok orang (masyarakat). Hal yang baru itu dapat berupa hasil invensi atau diskoveri, yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk memecahkan masalah.

Ada dua azaz yang menjadi ciri baik dari discovery maupun invention:
·         Azaz newness ( kebaruan) artinya sesuatu yang sudah diterima sejak lama oleh masyarakat tidak bisadikatakan sebagai discovery maupun invention.
·         Tumbuh dalam masyarakat dan kebudayaan tertentu, artinya tidak disebut discovery dan invention jika unsur kebudayaan tersebut berasal dari luar masyarakat yang bersangkutan.















0 Response to "Makalah Proses Masuknya Budaya-budaya Asing "

Posting Komentar