Sumber Daya Manusia Proses seleksi sebagai sarana yang digunakan dalam
memutuskan pelamar mana yang akan diterima (Rivai,2006). Tujuan proses seleksi
adalah untuk mencocokan orang dengan pekerjaanya secara benar. Jikalau individu
overqualified, underqualified, atau karena beberapa sebab tidak “sesuai” dengan
pekerjaan maupun organisasi, dia kemungkinan akan angkat kaki dari perusahaan.
Menurut Hasibuan (2005:49), seleksi perekrutan karyawan baru bertujuan
untuk mendapatkan hal-hal berikut:
1. Karyawan yang qualified dan
potensial
2. Karyawan yang jujur dan
berdisiplin
3. Karyawan yang cakap dengan
penempatannya yang tepat
4. Karyawan yang terampil dan
bersemangat dalam bekerja
5. Karyawan yang memenuhi
persyaratan undang-undang perburuhan
6. Karyawan yang dapat bekerja
sama baik secara vertikal maupun horizontal
7. Karyawan yang dinamis dan
kreatif
8. Karyawan yang inovatif dan
bertanggung jawab sepenuhnya
9. Karyawan yang loyal dan
berdedikasi tinggi
10. Mengurangi tingkat absensi
dan turnover karyawan
11. Karyawan yang mudah
dikembangkan pada masa depan
12. Karyawan yang dapat bekerja
secara mandiri
13. Karyawan yang mempunyai
prilaku dan budaya malu 2.1.3 Langkah-langkah dalam Seleksi
Menurut Notoatmodjo (2003 : 135) mengemukakan bahwa terdapat tujuh
langkah seleksi, yaitu sebagai berikut :
1. Penerimaan pendahuluan.
2. Test-test penerimaan.
3. Wawancara seleksi.
4. Pemeriksaan referensi.
5. Evaluasi medis.
6. Wawancara atasan langsung
7. Keputusan penerimaan
Selanjutnya tujuh langkah seleksi di atas akan diuraikan secara rinci,
sebagai berikut :
1. Penerimaan pendahuluan.
Seleksi dimulai dengan kunjungan calon pelamar, ke kantor personalia
atau dengan permintaan tertulis untuk aplikasi. Pada penerimaan pendahuluan ini
pelamar telah membentuk pendapatnya tentang perusahaan. Jika pelamar datang
sendiri maka wawancara pendahuluan dapat dilakukan. Dalam wawancara ini pelamar
ditanya alasan mereka melamar pekerjaan tersebut dan mungkin tentang besarnya
gaji yang diinginkan pelamar. Jika melalui tahap ini pelamar dinyatakan
memenuhi syarat, maka ia berhak ikut serta dalam seleksi tahap kedua.
2. Tes-tes penerimaan
Berbagai tes dilaksanakan untuk memperoleh informasi yang objektif
dengan tingkat akurasi yang tinggi tentang cocok tidaknya pelamar dengan
jabatan atau pekerjaan yang akan dipercayakan kepadanya.
3. Wawancara seleksi
Wawancara merupakan suatu cara seleksi yang paling banyak dipergunakan.
Hal ini dimungkinkan karena wawancara mempunyai tingkat fleksibilitas yang
tinggi dan dapat diterapkan baik terhadap calon karyawan manajerial maupun
karyawan operasional. Disamping itu teknik ini juga memungkinkan pertukaran
informasi dua arah yaitu pewawancara mempelajari pelamar dan pelamar
mempelajari perusahaan. Akan tetapi kejelekan teknik ini menyangkut validitas
dan rehabilitas.
Maksudnya informasi yang diperoleh melalui wawancara ini sering
bervariasi dari pewawancara yang satu dengan pewawancara yang lainnya, juga
hasil wawancara tidak dapat mengungkapkan potensi pelamar yang sesungguhnya.
Walaupun demikian hal ini tergantung kepada si pewawancara untuk mengajukan
pertanyaan yang tepat dan mudah di mengerti oleh yang di wawancarai.
4. Pemeriksaan referensi
Pemeriksaan referensi ini bertujuan untuk mengetahui tipe dan
kepribadian pelamar. Hal ini dapat diketahui dengan pemeriksaan referensi
pelamar yang diperoleh dari keluarga atau teman dekat pelamar yang ditunjuk
sendiri oleh pelamar atau mungkin juga diminta oleh perusahaan.
Akan tetapi belakangan ini referensi ini sudah banyak ditinggalkan
karena ada kecenderungan hanya memberikan hal-hal yang baik saja.
5. Evaluasi Medis
Pada umumnya evaluasi medis ini mengharuskan pelamar untuk menunjukkan
informasi tentang kesehatannya. Pemeriksaan kesehatan ini bisa dipercayakan
kepada dokter diluar perusahaan atau oleh tenaga medis perusahaan sendiri.
Tujuannya adalah untuk mencegah kemungkinan diperolehnya karyawan yang sering
sakit, sehingga perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya pengobatan yang
tinggi.
6. Wawancara atasan langsung
Seleksi pegawai dapat dilakukan oleh orang lain yang tidak berhubungan
dengan pekerjaan sipelamar, akan tetapi pada akhirnya atasan langsung yang
bertanggung jawab untuk menentukan siapa diantara para pelamar yang diterima
dan siapa yang ditolak.
7. Keputusan penerimaan
Keputusan penerimaan merupakan berakhirnya proses seleksi. Hendaknya
perusahaan memberitahukan pelamar yang tidak diterima sesegera mungkin dan
dengan cara yang halus. Tindakan seperti ini dianggap etis karena dengan
demikian perusahaan menunjukkan kepeduliannya terhadap nasib orang pencari
kerja.
0 Response to "Tujuan Seleksi dalam Perusahaan"
Posting Komentar