KATA
PENGANTAR Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang
senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah serta Inayah-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas pembuatan makalah ini yang membahas tentang Hakikat
Pendidikan dan Pendidikan Sebagai
Ilmu dan dapat diselesaikan dengan tepat tanpa mengalami hambatan yang berarti.
Semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi kami selaku penulis
dan bagi para pembaca semuanya.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu demi penyempurnaan tulisan ini, kami
mengharapkan masukan dan saran yang bersifat membangun.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat
bagi pihak-pihak yang berkompeten. Amin.
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dalam
makalah ini peyeusun akan membahas dan menguraikan sebagaimana dalam rumusan
masalah. Baikalah untuk lebih jelasnya akan dibahas berikut ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa
itu Pendidikan?
2. Apa
Himkah dari pendidikan?
C. Rumusan Tujuan
1. Menjelaskan
tentang pengertian pendidikan sebagai ilmu.
2. Menjelaskan
terkait macam-macam jarimah
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Pendidikan
Makna
pendidikan secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk membina
kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.
Dengan demikian, bagaimanapun sederhananya peradaban suatu masyarakat, di
dalamnya terjadi atau berlangsung suatu proses pendidikan. Karena itulah sering
dinyatakan pendidikan telah ada sepanjang peradaban umat manusia.
Pendidikan
pada hakikatnya merupakan usaha manusia melestarikan hidupnya. Pendidikan
menurut pengertian Yunani adalah “pedagogik” yaitu ilmu menuntun anak, orang
Romawi memandang pendidikan sebagai “educare”, yaitu mengeluarkan dan menuntun,
tindakan merealisasikan potensi anak yang dibawa dilahirkan di dunia. Bangsa
Jerman melihat pendidikan sebagai “Erzichung” yang setara dengan educare, yakni
membangkitkan kekuatan terpendam atau mengaktifkan kekuatan/potensi anak.
Dalam
bahasa Jawa pendidikan berarti panggulawentah (pengolahan), mengolah, mengubah,
kejiwaan, mematangkan perasaan, pikiran dan watak, mengubah kepribadian sang anak.
Sedangkan menurut Herbart pendidikan merupakan pembentukan peserta didik kepada
yang diinginkan sipendidik yang diistilahkan dengan Educere.( M.R.
Kurniadi,STh;1) Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, pendidikan berasal dari
kata dasar “didik” (mendidik), yaitu memelihara dan memberi latihan (ajaran
pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.
Sedangkan
pendidikan mempunyai pengertian proses pengubahan dan tata laku seseorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
latihan, proses perluasan, dan cara mendidik. Ki Hajar Dewantara mengartikan
pendidikan sebagai upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran serta jasmani
anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup dan menghidupkan anak yang
selaras dengan alam dan masyarakatnya.
B. Hakikat
Pendidikan
Pendidikan
merupakan transfer of knowledge, transfer of value dan transfer of culture and
transfer of religius yang semoga diarahkan pada upaya untuk memanusiakan
manusia. Hakikat proses pendidikan ini sebagai upaya untuk mengubah perilaku
individu atau kelompok agar memiliki nilai-nilai yang disepakati berdasarkan
agama, filsafat, ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan
keamanan.
Menurut
pandangan Paula Freire pendidikan adalah proses pengaderan dengan hakikat
tujuannya adalah pembebasan. Hakikat pendidikan adalah kemampuan untuk mendidik
diri sendiri. Dalam konteks ajaran Islam hakikat pendidikan adalah
mengembalikan nilai-nilai ilahiyah pada manusia (fitrah) dengan bimbingan
Alquran dan as-Sunnah (Hadits) sehingga menjadi manusia berakhlakul karimah
(insan kamil) Dengan demikian hakikat pendidikan adalah sangat ditentukan oleh
nilai-nilai, motivasi dan tujuan dari pendidikan itu sendiri.Maka hakikat
pendidikan dapat dirumuskan sebagi berikut :
1.
Pendidikan
merupakan proses interaksi manusiawi yang ditandai keseimbangan antara
kedaulatan subjek didik dengan kewibawaan pendidik;
2.
Pendidikan
merupakan usaha penyiapan subjek didik menghadapi lingkungan yang mengalami
perubahan yang semakin pesat;
3.
Pendidikan meningkatkan
kualitas kehidupan pribadi dan masyarakat;
4.
Pendidikan
berlangsung seumur hidup;Pendidikan merupakan kiat dalam menerapkan
prinsip-prinsip ilmu.
Hakikat
Pendidikan Islam Pendidikan secara semantik menunjukkan pada suatu kegiatan
atau proses yang berhubungan dengan pembinaan yang dilakukan seseorang kepada
orang lain . Pengertian tersebut belum menunjukkan adanya program, sistem, dan
metoda yang lazimnya digunakan dalam melakukan pendidikan atau pengajaran.
Masih
dalam pengertian kebahasaan ini, dijumpai pula kata tarbiyah dalam bahasa Arab.
Kata ini sering digunakan oleh para ahli pendidikan Islam untuk menerjemahkan
kata pendidikan dalam bahasa Indonesia. Selain kata tarbiyah terdapat pula kata
ta‟lim. Kata ini oleh para penerjemah sering diartikan pengajaran. Selain kata
tarbiyah terdapat pula kata ta‟lim. Kata ini oleh para penerjemah sering
diartikan pengajaran.
Dalam
pengertian itu Yusuf A. Faisal, pakar dalam pendidikan mengatakan bahwa
“Pengertian pendidikan islam dari sudut etimologi (ilmu akar kata) sering
dikatakan istilah ta‟lim dan tarbiyah yang bersal dari kata allama dan rabba
yang dipergunakan dalam al-Qur‟an sekalipun kata tarbiyah lebih luas
konotasinya, yaitu mengandung arti memelihara, membesarkan dan mengandung makna
sekaligus mengandung makna mengajar (allama). Selanjutnya Faisal mengutip
pendapat Naquib Alatas dalam bukunya Islam and Secularism sebagaimana tersebut
diatas terdapat pula kata ta‟dib yabg ada hubungannya dengan kata adab yang
berarti sopan santun.” (Nata Abuddin 2005: 5)
Selanjutnya
bagaimanakah penjelasan yang diberikan al-Quran terhadap ketiga kata tersebut
?. Untuk ini Muhammad Fuad „Abd al-Baqy dalam bukunya Al-Mu‟jam al-Mufahras li
Alfadz al-Qur‟an al Karim telah mengimformasikan bahwa dalam al-Qur‟an kata Tarbiyah
dalam kata yang serumpum dengannya diulang sebanyak lebih dari 872 kali. Kata
tersebut berakar pada rabb. Kata ini sebagaimana dijelaskan oleh al-Raghib
al-Ashfahany, pada mulanya berarti al-Tarbiyah yaitu insya‟ al-Sya‟i halan ila
halin ila had tamam yang artinya mengembangkan atau menumbuhkan sesuatu tahap
demi setahap sampai pada batas yang sempurna.
Kata
selanjutnya digunakan oleh al-Qur‟an ntuk berbagai hal antara lain digunakan
untuk menerangkan salah satu sifat atau perbuatan Tuhan, yaitu rabb al-„alamin
yang artinya Pemelihara, Pendidik, Penjaga, Penguasa dan Penjaga sekalian alam.
(lihat Q.S, al-Fatihah, 1:2; al-Baqarah 2:131; al-Maidah, 5:28; al-An‟am, 6:45;
71; 162 dan 164; al-Ar‟af, 7:54; dan seterusnya) selain kata rabb digunakan
untuk arti sebagaimana disebut diatas, digunakan pula untuk arti yang obyeknya
lebih terperinci lagi, yakni bahwa yang dipelihara, dididik dan seterusnya ada
yang berupa al-„arsyy al azhim, yakni arsy yang demikian besar (Lihat Q.S
9:129), al-Masyaariw yakni ufuk timur tempat terbitnya matahari (Q.S 37:5),
aba‟ukum al-awwalun yakni nenek moyang para pendahulu orang kafir Quraisy (Q.S
37:126), al-Maghrib ufuk barat tempat terbenamnya matahari (Q.S 55:17),
al-Baldah yakni negeri dalam hal ini adalah Makkah al-Mukarramah (Q.S 2:126),
Bait yakni rumah yang dalam hal ini adalah Baitullah, Kabah yang ada di Makkah.
Beberapa
ayat tersebut diatas menunjukan dengan jelas, bahwa kata rabb sebagaimana yang
ditunjukan pada al-Quran ternyata digunakan untuk menunjukan obyek yang
bermacam-macam, yang dalam ini meliputi benda-benda yang bersifat fisik dan non
fisik. Dengan demikian pendidikan meliputi pemeliharaan terhadap seluruh mahluk
Tuhan. Adapun kata yang kedua, dalam hal ini „allama sebagaimana dijelaskan
oleh al-Raghib al-Ashfahany, digunakan secara khusus untuk menunjukan sesuatu
yang dapat diulang dan diperbanyak sehingga meninggalkan bekas atau pengaruh
pada diri seseorang dan ada pula yang mengatakan bahwa kata tersebut digunakan
untuk mengingatkan jiwa agar memperoleh gambaan mengenai arti tentang sesuatu,
dan kadang kata tersebut juga dapa diartikan pemberitahuan.
Kata
ta‟lim yang berakar padda kata „allama dengan erbagai akar kata yang serumpum
dengannya delam al-Quran disebut sebanyak lebih dari 840 kali dan digunakan
untuk arti berbagai macam. Terkadang oleh Allah digunakan untuk menjelaskan
pengetahuan-Nya yang diberikan kepada manusia (Lihat Q.S 2:269), digunakan
untuk menjelaskan bahwa Allah maha mengetahui terhadap segala sesuatu yang
terjadi pada manusia (Lihat Q.S 11:79) digunakan untuk menjelaskan bahwa Allah
mengetahui orang-orang yang mengikuti petunjuknya. (Q.S 2:143). Dari informasi
ini terlihat bahwa kata ta‟lim dalam al-Quran mengacu pada adanya sesuatu
berupa pengetahuan yang diberikan kepada seseorang.. jadi sifatnya intelektual.
Sedangkan kata tarbiyah lebih mengacu pada bimbingan, pemeliharaan, arahan,
penjagaan, dan sifatnya pembentukan kepribadian.
Adapun
mengenai ta‟dib yang berakar pada kata addba tidak dijumpai dalam al-Quran.
Kata tersebut dijumpai dalam hadist antara lain ang berbunyi : addabani rabby
fa ahsana ta‟diby, artinya : “ Tuhanku telah mendidikku dan telah membuat
pendidikankku sebaik-baiknya.
Dalam
pembahasan selanjutnya dijumpai perbedaan pendapat dikalangan para ahli
menengenai pemakaian kata tersebut dalam hubungannya dengan pendidikan.
Abdurrahman al-Nahlawi, misalnya lebih cenderung menggunakan kata tarbiyah
untuk kata pendidikan. Ia lebih lanjut mengatakan bahwa kata tarbiyah berasal
dari tiga kata, yaitu pertama dari kata rabba , yarbu, yang berarti bertambah
dan bertumbuh, karena pendidikan mengandung misi untuk menambah bekal
pengetahuan kepada anak didik dan menumbuhkan potensi yang dimilikinya; kedua
dari kata rabbya, yarba, yang beararti menjadi besar, karena pendidikan juga
mengandung arti untuk membesarkan jiwa dan memperluas wawasan seseorang, dan
ketiga dari kata rabba yarubbu yang berarti memperbaiki, menguasai urusan,
menuntun, menjaga, dan memelihara sebagaimana telah dijelaskan diatas.
Kemudian
Naqwib al-Attas berpendapat bahwa:” kata yang paling tepat untuk mewakili kata
pendidikan adalah kata ta‟dib. Sementara istilah tarbiyah dinilainya terlalu
luas yakni mencakup pendidikan untuk hewan, tumbuhan dan sebagainya. Sedangkan
kata ta‟dib sasaran pendidikannya adalah manusia.”
Berbeda
dengan kedua pendapat diatas, Abdul Fattah Jalal berpendapat bahwa istilah yang
lebih komprehensip untuk mewakili istilah pendidikan adalah istilah ta‟lim.
Menurutnya istilah yang terakhir ini (ta‟lim) justru lebih universal dibanding
dengan istilah tarbiyah. Untuk ini Jalal mengajukan alasan, bahwa kata ta‟lim
berhubungan dengan pemberian bekal pengetahuan. Pengetahuan ini dalam islam
dinilai sesuatu yang dimiliki kedudukan yang tinggi. Hal ini misalnya dapat
dijelaskan melalui kasus Nabi Adam yang yang diberi pengajaran (ta‟lim) oleh
Allah. Dengan sebab ini, para malaikat bersujud (menghormati) Nabi Adam lihat
Q.S Al-Baqarah.
Uraian
diatas dapat memperlihatkan dengan jelas bahwa dikalangan para ahli pendidikan
sendiri masih belum terdapat kesepakatan mengenai penggunaan dari ketiga
istilah tersebut untuk mewakili kata pendidikan. Untuk menghindari pembicaraan
berkepanjangan yang dasarnya hanya pemainan kosa kata, maka Konferensi
Internasional pendidikan Islam pertama (First World Conferention Muslim
Education) yang diselenggarakan oleh Universitas King Abdul Azis, Jeddah, pada
tahun 1977, belum berhasil merumuskan secara jelas tentang definisi pendidikan,
khususnya menurut Islam.
Dalam
bagian rekomendasi konferensi tersebut, para peserta membuat kesimpulan bahwa
pengertian pendidikan menurut islam adalah keseluruhan pengertian yang
terkandung didalam ketiga istilah tersebut. Namun demikian, ketiga istilah
tersebut sebenarnya memberi kesan bahwa antara satu dan yang lainnya berbeda.
Beda istilah ta‟lim mengesankan memberikan proses pemberian bekal pengetahuan.
Sedangkan istilah tarbiyah, mengesankan proses pembinaan dan pengarahan bagi
pembentukan kepribadian dan sikap mental.sementara istilah ta‟dib mengesankan proses
pembinaan dan pengarahan bagi pembentukan kepribadian dan sikap mental,
sedangkan sitilah ta‟dib mengesankan proses pembinaan terhadap sikap moral dan
estetika dalam kehidupan yang lebih mengacu pada peningkatan martabat manusia.
V.
Kesimpulan
Hakikat pendidikan adalah upaya sadar untuk mengembangkan potensi yang
dianugerahkan Tuhan kepada manusia dan diarahkan pada tujuan yang diharapkan
agar memanusiakan manusia atau menjadikannya sebagai insan kamil, manusia utuh
atau kaffah. Hakikat pendidikan ini dapat terwujud melalui proses pengajaran,
pembelajaran (ta‟lim dan tadris), pembersihan dan pembiasaan (tahdzib dan
ta`dib), dan tadrib (latihan) dengan memperhatikan kompetensi kompetensi
pedagogi berupa profesi, kepribadian dan sosial. Pendidikan menumbuhkan budi
pekerti, kekuatan batin , karakter, pikiran dan tubuh peserta didik yang
dilakukan secara integral tanpa dipisah-pisahkan antara ranah-ranaha tersebut.
Tulisan diatas ditulis
oleh saudara/saudari Rohimin Tati Saodah Agus Salam R dalam makalahnya yang
berjudul Hakikat Pendidikan. Semoga tulisan tersebut bisa bermanfaat.
0 Response to "Makalah Hakikat Pendidikan dan Pendidikan Sebagai Ilmu"
Posting Komentar