Cabang-Cabang
Filsafat
Cabang filsafat yang diuraikan
pada bagian ini adalah: (i) Epistemologi; (ii) Metafisika; (iii) Logika; (iv)
Etika; dan (v). Estetika.
Epistemologi adalah suatu cabang
filsafat yang bersangkut paut dengan teori pengetahuan. Istilah epistemologi
berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari kata, yaitu episteme (pengetahuan)
dan logos (kata, pikiran, pendapat, percakapan, atau ilmu). Jadi, Epistemologi
berarti kata, pikiran, percakapan tentang ilmu pengetahuan.
Metafisika berasal dari bahasa
Yunani meta physhika (sesudah fisika). Kata metafisika ini juga memiliki
berbagai arti. Metafisika dapat berarti upaya untuk mengkarakteristikkan
eksistensi atau realita sebagai suatu keseluruhan. Namun secara umum metafisika
adalah suatu pembahasan filsafat yang komprehensif mengenai seluruh realitas
atau tentang segala sesuatu yang ada.
Logika. Secara etimologi, logika
adalah suatu pertimbangan akal atau pikiran yang dinyatakan dalam bahasa.
Sebagai ilmu, logika disebut juga logike episteme atau logica sefentica yang
berarti ilmu logika, namun sekarang hanya disebut logika saja.
Etika. Etika sering kali disebut
sebagai filsafat moral. Istilah etika berasal dari dua kata dalam bahasa Yunaniethos
dan etltikos. Ethos berarti sifat, watak, kebiasaan, tempat yang biasa. Ethikos
berarti susila, keadaban, atau kelakuan dan perbuatan yang baik.
Estetika adalah cabang filsafat
yang membahas tentang seni dan keindahan. Istilah estetika berasal Yunani-aisthesis,
yang berarti pencerapan indrawi, pemahaman intelektual, atau pengamatan
spiritual. Adapun istilah art (seni) berasal dari bahasa Latin ars, yang
berarti seni, keterampilan, ilmu, dan kecakapan.
Ruang Lingkup
Filsafat
Seperti halnya pengetahuan, maka
filsafat pun dapat ditentukan ruang lingkupnya yang dipilahkan dalam dua objek
yaitu, objek material (lapangan) dan objek formalnya (sudut pandangnya). Objek
material filsafat ialah segala sesuatu yang dipermasalahkan oleh filsafat.
Menurut Prof. DR. M.J. Langeveld:
“.... bahwa hakikat filsafat itu berpangkal pada pemikiran keseluruhan sarwa
sekalian secara radikal dan menurut sistem’. Maka keseluruhan sarwa itu ada. Ia
adalah pokok dari yang dipikirkan orang dalam filsafat;Ada juga pemikiran itu
sendiri yang terdapat dalam filsafat sebagai alat untuk memikirkan pokoknya;
Pernikiran itu pun adalah bagian dari keseluruhan, terdapat dalam filsafat
sebagai alat dan sebagai keseluruhan sarwa sekalian.
DR. Oemar Arnin Hoesin menulis
tentang lapangan penyelidikan filsafat sebagai berikut: “Oleh karena manusia
mempunyai pikiran atau akal yang aktif maka ia mempunyai kecenderungan hendak
berpikir tentang segala sesuatu dalam alam semesta, terhadap segala yang ada
dan yang mungkin ada. Objek seperti ini disebut sebagai objek material
filsafat”. DR. Mr.DC Mukler menulis, “Tiap-tiap manusia yang mulai berpikir
tentang diri sendiri dan tentang tempatnya dalam dunia, akan menghadapi
beberapa persoalan yang begitu penting”.
Louis Kattsoff menulis bahwa
“Lapangan kerja filsafat itu bukan main luasnya, yaitu meliputi segala sesuatu
apa saja yang ingin diketahui manusia”.
DR. A.C. Ewing dalam bukunya, the
Fundamental Questions of Philosophy, tentang pertanyaan-pertanyaan pokok
filsafat ialah truth (kebenaran), matter (materi), mind (budi), the relation of
matter and mind (hubungan materi dan budi), space and time (ruang dan waktu),
cause (sebab), freedom (kemerdekaan), monism versus pluralism (monisme lawan
Pluralisme) dan god (Tuhan).
AL-Kindi ahli pikir pertama dalam
filsafat Islam yang memberikan pengertian filsafat di kalangan umat Islam dan
membaginya menjadi tiga,yaitu: (i) Ilmu fisika sebagai tingkatan rendah; (ii)
Ilmu matematika sebagai tingkatan menengah; dan (iii) Ilmu Ke-Tuhanan sebagai
tingkatan tertinggi.
Setelah menguraikan tentang ruang
lingkup kajian filsafat dari para ahli, maka kita dapat menarik kesimpulan
bahwa objek material dari filsafat itu adalah segala sesuatu (realita).
Adapun mengenai objek formal
filsafat, adalah bersifat non-fragmentaris, karena filsafat mencari pengertian
realita secara luas dan mendalam. Sebagai konsekuensi pemikiran ini, maka
seluruh pengalaman manusia antara lain: etika, estetika, teknik, ekonomi,
sosial, budaya, religius dan lain-lain. Dalam hal ini pemikiran filsafat menuntut
bahwa seorang ahli filsafat adalah seorang pribadi yang berkembang secara
harmonis dan memiliki pengalaman secara authentik yang diperoleh dari dunia
realita.
Jadi objek formal filsafat itu
bersifat mengasaskan atau berprinsip dan oleh karena mengasas, maka filsafat
itu mengkonstatir prinsip-prinsip kebenaran dan ketidakbenaran.
0 Response to "Cabang-Cabang dan Ruang Lingkup Filsafat"
Posting Komentar