Sepintas kita yakin bahwa hanya ada satu jenis
mata saja yang kita gunakan untuk melihat, yaitu mata lahir atau mata kepala,
dengan mata inilah kita bisa melihat dunia yang indah dengan berbagai objeknya
yang menarik.
Tetapi, kaiau kita perhatikan pengalaman kita yang
lain, yaitu pengalaman batin berupa mimpi, tentu akan timbul pertanyaan
"dengan apakah sebenarnya kita bisa melihat aneka objek-objek yang hadir
dalam mimpi kita, ketika mata lahir (atau mata kepala) kita sedang tertutup
rapat?" Tentunya pertanyaan ini perlu dijawab bahkan oleh mereka yang
hanya Percaya kepada keberadaan alam fisik semata. Kemampuan kita melihat objek
mimpi sekalipun mata kita sedang tertutup rapat, menunjukkan bahwa di dalam
jirwa kita mesti ada mata "lain" (yang bersipat pisik), yang
memungkinkan kita bisa melihat objek-objek mimpi, di saat mata fisik tidak
aktif.
Mata batin inilah yang oleh Ibn Arabi disebut
"imajinasi" (mutakhawiyah). Dengan daya imaji inilah (w. 950), Nabi
Muhammad menurur al-Farabi dapat menangkap "realitas-realiras"
spiritual dalam peristiwa kenabian. Imajinasi ini pula menurut para sufi, yang dipakai
untuk melihat objek-objek dalam mimpi dan juga objek-objek yang muncul dalam
pengalaman-pengalaman mistik mereka.
Imajinasi-yang harus dibedakan dengan fantasi
tentunya berkaitan dengan " image" gambar atau citra. Yang
dimaksud dengan gambar di sini bukan gambar yang kira lukis di atas keretas tetapi
"gambar" yang muncul dalam tataran mental kita seperti yang kita
lihat dalam mimpi-mimpi kita. Sifat " image" di sini memiliki bentuk
fisik, tetapi sebenarnya tidak memiliki fisikalitas. Kira-kira seperti bayangan
kita dalam cermin. Gtapi semenrara bayangan dalam cermin bisa dilihat oleh mata
kepala, image yang muncul dalam mimpi dan pengalaman mistik hanva bisa dilihat
dengan mata batin: (imajinasi).
Saya tidak akan membahas tentang alam mimpi di
sini. Ada bab khusus yang akan membahas sifat dasar dan makna ontologis alam
mimpi ini. Adapun di sini saya hanya akan membahas sedikit tenrang pengalaman
mistik dan kenabian yang menurur para sufi terjadi di alam mistik imajinal
(mitsal). Selain dipergunakan dalam mimpi, imajinasi juga digunakan untuk
"melihat" realitas-realitas imajinal dalam pengalaman mistik dan
bahkan kenabian.
Pengalaman mistik adalah pengalaman seorang sufi
yang terjadi bukan di alam fisik, tetapi di alam mistik atau imaginal, eperti
alam mimpi, alam mitsik juga adalah alam non-fisik yang memiliki status ontologis
yang sama realnya dengan alam fisik adalah alam yang terletak antara alam fisik
dan spiritual dan karena itu sering disebut alam Barzah (penyekat) Ciri alam
mitsil bahwa ia memiliki bentuk fisik, tetapi tidak memiliki tubuh, dan ini
tentunya berbeda dengan alam fisik, yang di samping mempunyai bentuk fisik, ia
juga bersifat material, dan alam spiritual yang tidak memiliki bentuk atau
image fisik dan juga tidak bersifat material' Karena sifatnya tidak material,
maka mata lahir kita tidak akan bisa menangkap objek-objek alam mitsk hanya
imajinasi, sebagai mata batin, yang dapat menangkap objek-objek imajinal
seperti itu.
Daya imajinasi inilah yang memungkinkan seorang
sufi memahami apa yang dialaminya di dunia imajinal dan menangkap maknanya, dan
isi pengalaman batinnya. Ini misalnya, terlihat dari uraian yang sangat rinci
dari Ibn Arabi tentang pengalaman spiritualnya menembus alam mineral, tumbuh-tumbuhan,
hewan, manusia bahkan alam mistik dan spiritual. Dalam kitabnya Risirat
ar-Anwar dikatakan bahwa daya imajinasi mampu mengadakan komunikasi dengan
makhluk-makhluk yang ia jumpai di sana, seperti batu, tumbuh-tumbuhan, jin dan
bahkan malaikat, seperti yang dialami oleh para nabi dan rasul pada peristiwa
kenabian. Menurut reori kenabian al Farabi, melalui imajinasi inilah para nabi
menangkap entiras-entitas spiritu (al-maqomat), ketika entitas-entitas immaterial
tersebut telah mengambil bentuk image. Jadi dengan imajinasi (khususnya daya
memetik atau meniru) yang dimilikinva, nabi dapat memahami ‘ma’qulat
yang ditangkap oleh para filosof lewat daya-daya rasional khususnya alam mustafad.
Jadi, kenabian terjadi ketika berita dari alam spiritual-yang tenrunya masih
murni spiritual dan disampaikan oleh Malaikat jibril telah ditangkap melalui
daya imajinasi oleh nabi ketika berita tersebut telah mengalami transformasi ke
dalam image-image di alam mitsil. Di alam rnitshl ini apa yang bersifat murni
spilitual, telah dimaterialkan dalam itmage-image indrawi, dan yang bersifat
material dispiritualkan.
0 Response to "Apa itu Mata Batin Imajinasi "
Posting Komentar