Contoh Resensi Buku Fiqih Muamalah

BAB I
SEJARAH BUKU
·         Judul Buku                          : FIQIH MUAMALAH KONTEKSTUAL
·         Penulis                                 : Drs. Ghufron A. Mas’adi, M. A.g.
·         Tahun Terbit                        : November 2002
·         Penerbi                                : IAIN Walisongo Semarang
·         Tebal Buku                         : 198
BAB II
RESENSI
BAB 1 Pengertian Fiqih Muamalah .
Dalam bab pertama ini membahas pengertian Fiqih Muamalah yaitu secara harfiah berarti “ Pergaulan” atau hubungan antar manusia. Dalam pengertian harfiah yang bersifat umum ini, muamalah berarti perbuatan atau pergaulan manusia di luar ibadah. 
Ada beberapa Ruang Lingkup Fiqih Muamalah yaitu :
1.      Pertama, konsep harta (al- mal), meliputi pembahasan tentang pengertian harta, unsur- unsurnya dan pembagian jenis- jenis harta.
2.      Kedua, konsep hal (al-buquq), meliputi pembahasan tentang pengertian hak, sumber hak, perlindungan dan pembatasan hak dan pembagian jenis- jenis hak.
3.      Ketiga, konsep tentang hak milik (al-malikiyah), meliputi pembahasan tentang pengertian hak milik, sumber- sumber pemilikan dan pembagian macam- macam hak milik.
Bab 2 Konsep Harta ( Al- Mal ).
Dalam ta’rif di atas dapat disimpulkan bahwa harta adalah sesuatu selain manusia yang mana manusia mempunyai hajat (keperluan) terhadap dapat  disimpan untuk ditasharufkan.
Ada pembagian jenis harta :
1.      Mal Mutaqawwim dan Ghairu Mutaqawwim
2.      Mal al- Uqar dan Mal Ghairul ‘Uqar
3.      Mal Misliy dan Mal Qimiy
4.      Mal Isti’mali dan Mal Istihlaki
5.      Mal Mamluk Mal Mahjur dan Mal Mubah
Bab 3 Konsep Hak Huquq
Hak adalah himpunan kaidah dan nash- nash syari’at  yang harus dipatuhi untuk menertibkan pergaulan manusia baik yang berkaitan perorangan maupun yang berkaitan dengan harta benda.
Pembagian jenis- jenis Hak :
1.      Hak maliy
2.      Hak gahriru maliy


Bab 4  Konsep Hak Milik
Hak milik adalah keistimewaan yang memungkinkan pemiliknya bebas ber- tasharruf dan memanfaatkannya sepanjang tidak ada halangan syara. Dalam definisi tersebut terdapat dua keistimewaan yang diberikan oleh syara kepada pemilik harta
1.      Keistimewaan dalam mengahalangi orang lain untuk memanfaatkannya tanpa kehendak atau ijin pemiliknya.
2.      Sesuatu yang dilakukan oleh seseorang berdasarkan iradah dan syara menetapkan atasnya beberapa konsekuensi yang berkaitan dengan hak.
Pembagian Macam- Macam Milikiyah
1.      Milk ‘Ain Milk Manfaat dan Milk Dain.
2.      Milk Tam dan Milk Naqish.
3.      Milk Mutamayyaz dan Milk Masya.
Bab 5 Konsep Umum Akad.
Akad adalah pertalian antara ijab dan qabul yang dibenarkan oleh syara yang menimbulkan akibat hukum terhadap obyeknya. Disini disampaikan dalam definisi akad merupakan salah satu perbuatan atau tindakan hukum. Maksudnya akad tersebut menimbulkan konsekuensi hak dan kewajiban yang mengikat pihak- pihak yang terkait langsung maupun tidak langsung dengan akad.
Rukun akad
1.      Al- Aqidain
2.      Mahallul ‘aqd
3.      Sighat al ‘aqd
Syarat- syarat
1.      Pihak –pihak yang melakukan akad harus memnuhi persyaratan kecakapan bertindak hukum.
2.      Obyek akad dapat menerima hukum akad
3.      Tujuan diizinkan oleh syarat atau tidak bertentangan dengannya.
4.      Akad sendiri harus mengandung manfaat.
Bab 6 Jual Beli
Karena jual beli merupakan kebutuhan doruri dalam kehidupan manusia, artinya manusia tidak dapat hidup tanpa kegiatan jual beli, maka islam menetapkan kebolehannya sebagaimana dinyatakan dalam banyak keterangan al- Qur’an dan Hadist Nabi.
Rukun dan syarat jual beli Imam syafi’iyah :
1.      Berupa percakapan dua pihak
2.      Pihak pertama menyatakan barang dan harganya
3.      Qabul dinyatakan oleh pihak kedua
4.      Antara ijab dan qabul tidak terputus dengan percakapan lain.
5.      Kalimat qabul tidak berubah dengan qabul yang baru
6.      Terdapat kesesuaian antara ijab dan qabul
7.      Shighat akad tidak digantungkan dengan sesuatu yang lain.
8.      Tidak dibatasi dalam periode waktu tertentu
Pembagian Jual beli
1.      Bai’ al Muqayadhah
2.      Bai’al Muthlaq
3.      Bai’ al Sharf
4.      Bai’ al- Salam
Bab 7 Konsep Tentang Riba
úï©!$ tbqè=à2ù'tƒ (#4qt/Ìh9$# Ÿw tbqãBqà)tƒ žwÎ) $yJx. ãPqà)tƒ Ï%©!$# çmäܬ6ytFtƒ ß`»sÜø¤±9$# z`ÏB Äb§yJø9$# 4 y7Ï9ºsŒ öNßg¯Rr'Î/ (#þqä9$s% $yJ¯RÎ) ßìøt7ø9$# ã@÷WÏB (#4qt/Ìh9$# 3 ¨@ymr&ur ª!$# yìøt7ø9$# tP§ymur (#4qt/Ìh9$# 4 `yJsù ¼çnuä!%y` ×psàÏãöqtB `ÏiB ¾ÏmÎn/§ 4ygtFR$$sù ¼ã&s#sù $tB y#n=y ÿ¼çnãøBr&ur n<Î) «!$# ( ïÆtBur yŠ$tã y7Í´¯»s9'ré'sù Ü=»ysô¹r& Í$¨Z9$# ( öNèd $pkŽÏù šcrà$Î#»yz ÇËÐÎÈ
275.  Orang-orang yang makan (mengambil) riba[174] tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila[175]. keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka Berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah Telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang Telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa yang Telah diambilnya dahulu[176] (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.

[174]  Riba itu ada dua macam: nasiah dan fadhl. riba nasiah ialah pembayaran lebih yang disyaratkan oleh orang yang meminjamkan. riba fadhl ialah penukaran suatu barang dengan barang yang sejenis, tetapi lebih banyak jumlahnya Karena orang yang menukarkan mensyaratkan demikian, seperti penukaran emas dengan emas, padi dengan padi, dan sebagainya. riba yang dimaksud dalam ayat Ini riba nasiah yang berlipat ganda yang umum terjadi dalam masyarakat Arab zaman Jahiliyah.
[175]  Maksudnya: orang yang mengambil riba tidak tenteram jiwanya seperti orang kemasukan syaitan.
[176]  riba yang sudah diambil (dipungut) sebelum turun ayat ini, boleh tidak dikembalikan.
Larangan riba dipertegas kembali pada ayat 278 dan 279.
Bab 9 Utang Piutang dan Gadai
Istilah arab yang sering digunakan untuk utang piutang adalah al- dain dan al-qordh. Dalam pengertian yang umum utang piutang mencakup transaksi jual- beli dan sewa menyewa yang dilakukan secara tidak tunai( kontan).
Dari definisi tersebut tampaklah bahwa sesunggunya utang piutang merupakan bentuk muamalah yang bercorak ta’awun ( pertolongan ) kepada pihak lain untuk memenuhi kebutuhannya.

BAB III

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
   Berdasar pada kelemahan dan kelebihan fiqh mu’amalahnya M. Yazid Afandi M.Ag diatas, maka kami selaku presensi buku tersebut meminta agar sebelum buku tersebut diterbitkan alangkah baiknya dicermati dahulu dalam hal pengetikannya. Sebab walaupun si pembaca nantinya bisa dapat memahaminya namun dalam hal kenyamanan juga sangat berpengaruh dalam hal kenikmatan membaca.
      Untuk lebih bisa membumi bagi semua kalangan alangkah baiknya ketika memaparkan suatu wacana atau sebuah pemaparan tentang mu’amalah maka sepakat bahwa dalam hal pengulasan suatu materi alangkah baiknya jika menggunakan bahasa yang jelas dan tidak bertele- tele, artinya fokus dulu dengan tema lalu jika ada penambahan maka sisipkanlah setelah pembahasan tersebut tuntas walaupun masih dalam wilayah bab tersebut.

Related Posts :

0 Response to "Contoh Resensi Buku Fiqih Muamalah"

Posting Komentar