Makalah Tentang Nahdatul Ulama



Setelah kemunculan Muhammadiyah, berdirilah organisasi Islam yang juga berbasis massa besar, yaitu Nahdatul Ulama. Nahdatul Ulama mempunyai arti kebangkitan ulama. Organisasi ini kemudian disingkat menjadi NU.
1. Sejarah Berdirinya Nahdatul Ulama
Nahdatul Ulama (NU) adalah salah satu organisasi sosial keagamaan di Indonesia. NU didirikan pada tanggal 16 Rajab 1344H 3l Januari 1926M di Surabaya. Dua tokoh yang memprakarsai berdirinya NU adatah K.H. Muhammad Hasyim Asy'ari (1871-1947) dan K.H. Abdul Wahab Hasbullah (1888-1971).
Latar belakang berdirinya NU adalah adanya tindakan Ibnu Sa'ud, sebagai penguasa Wahabi, membersihkan praktik-praktik keagamaan yang dianggap menyeleweng dari ajaran Islam. Ibnu Sa'ud berkeinginan mengadakan Kongres Mekah dan umat Islam Indonesia diundang untuk menghadirinya.
Umat Islam di Indonesia mengadakan Kongres al-Islam IV yang berlangsung 21- 27 Agustus 1925 di Yogyakarta untuk menyambut undangan tersebut. Ternyata, Kongres ini didominasi ulama-ulama yang menyetujui tindakan Ibnu Sa'ud dalam memurnikan ajaran Islam. Sebaliknya, ulama-ulama tradisional tidak menyetujui langkah-langkah Ibnu Sa'ud. Mereka merasa kehilangan pengaruh. Kongres ini menunjuk dua utusan untuk menghadiri Kongres Mekah, yaitu H.O.S. Cokroaminoto dari Syarekat Islam dan K.H. Mas Mansur dari Muhammadiyah. Karena posisi yang tidak menguntungkan dan dengan maksud tetap mempertahankan praktik-praktik keagamaan tradisional, seperti ajaran-ajarun mazhab yang empat dan pemeliharaan kuburan Nabi Muhammad saw. beserta keempat sahabatnya di Madinah, dibentuklah Komite Merembuk Hljaz. Komite inilah yang kemudian diubah namanya menjadi Nahdatul Ulama.
Pengurus pertama Nahdatul Ulama adalah K.H. Hasyim Asy'ari (Raisul Akbar), K.H. Dahlan (Wakil Raisul Akbar), K.H. Abdul WatraU Hasbullah (Katib Awwal), K.H. Abdul Halim (Katib Sani), dan K.H.M. Alwi, K.H. Ridwan, K.H. Said, K.H. Bisri, Abdullah Ubaid, Nahrawi, Amin, serta Masyhur sebagai A'wan (anggota). Anggaran Dasar NU 1927 menyebutkan tujuan untuk memperkuat kesetiaan kaum muslimin pada salah satu dari empat mazhab dan melakukan kegiatan yang menguntungkan para anggotanya dalam bentuk:
a. memperkuat pematuan antarsesama ulama yang masih setia terhadap ajaran-ajaran mazhab;
b. memberikan bimbingan tentang jenis-jenis buku/kitab yang diajarkan pada lembagalembaga pendidikan Islam;
c. penyebaran ajaran-ajaran Islam yang sesuai dengan tuntunan mazhab empat;
d. memperluas jumlah madrasah dan memperbaiki organisasinya;
e. membantu pembangunan masjid-masjid, langgar, dan pondok pesantren;
f. membantu mengurusi anak-anak yatim piatu dan fakir miskin.

Ide Dasar Pemikiran K.H. Hasyim Asy'ari
Orientasi pemahaman dan pemikiran keislaman K.H. Hasyim Asy'ari sangat dipengaruhi oleh seorang guru utama, yaitu Syekh Mahfuz at-Tirmisi. Ia menganut tradisi Syekh Nawawi. Dasar pemikiran yang digunakan K.H. HasyimAsy'ari adalah sebagai berikut.
a- K.H. Hasyim Asy'ari menganut akidah ahlus sunah wal jamaah dan berrnazhab kepada empat imam mazhab.
b. K.H. Hasyim Asy'ari tidak setuju dengan kebebasan berpikir dan mengabaikan mazhab dalam urusan agama.
c. Ijtihad paraimam mazhab sangat menentukan dalam memahami Al-Qur'andan sunah.
d. Penafsiran Al-Qur'an dan sunah secara langsung tanpa mempelajari kitab-kitab para ulama besar hanya akan menghasilkan pemahaman yang keliru.
e. Kiai sebagai figur yang mempunyai kedudukan tinggi.
f. Pesantren sebagai tempat yang paling utama membentuk akhlak manusia.
K. H. Hasyim Asy'ari
1871 Lahir di Jombang, Jawa Timur
1892 Belajar ke Mekah
1899 Mendirikan Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur
1926 Mendirikan Nahdatul Ulama
1926-1947 Menjabat sebagai Rais Am NU
1939 Mendirikan Majelis Ulama 'Ala Indonesia
1944 Kepala KUA Shumubu wilayah Jawa dan Madura
1945 Menjadi Ketua Masyumi
1947 Wafat di Tebuireng, Jombang
1964 Dianugerahi Pahlawan Kemerdekaan Nasional
Peranan K.H. Hasyim Asy'ari dalam Meraih dan Mempertahankan Kemerdekaan Ketokohan K.H. Hasyim Asy'ari di kalangan masyarakat dan organisasi Islam tradisional bukan saja sangat sentral, tetapi menjadi tipe utama seorang pemimpin. Selain mengembangkan Islam melalui pesantren dan organisasi sosial keagamaan, ia pun aktif dalam mengorganisasi perjuangan politik melawan kolonial. Ia mengharamkan umat Islam melakukan kompromi atau menerima apa pun dari Belanda. Perjuangan'melawan Belanda adalah jihad. Bahkan, ia melarang umat Islam Indonesia menumpang kapal Belanda dalam menunaikan ibadah haji.
Pada masa pendudukan Jepang, K.H. HasyimAsy'ari pernah ditahan selama 6 bulan karena dianggap menentang. Namun, tuduhan itu tidak terbukti sehingga ia dibebaskan dari tahanan.
K.H. Hasyim Asy'ari dianugerahi gelar Pahlawan Kemerdekaan Nasional oleh Pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1964. Meneladani Sikap Intelektual dan Semangat Keislaman K.H. Hasyim Asy'ari  Sikap intelektual dan semangat keislaman K.H. Hasyim Asy'ari patut diteladani. Beliau adalah seorang guru yang bijaksana. Mengajar merupakan kegiatan yang ditekuninya sejak muda. Berkatketekunan sebagai seorang pengajar, beliau diberi gelar Hadrah asy-Syaikh yang berarti guru besar di lingkungan pesantren. Beliau selalu mengembangkan dakwah Islam, baik di kalanganpesantrenmaupun di dalam organisasi sosial keagamaan. Di samping itu, beliau juga aktif dalam perjuangan melawan kolonial Belanda. Hal ini menandakan bahwa K.H. HasyimAsy'ari seorang pejuang yang patut diteladani jejak langkahnya.

Related Posts :

0 Response to "Makalah Tentang Nahdatul Ulama"

Posting Komentar